1. Biografi
Henri Bergson
Henri Bergson lahir di Paris pada tahun 1859. Ayahnya
adalah seorang Yahudi dari Polandia dan ibunya bernama Anglo-Irlandia. Ia
berbakat dalam matematika, dan pada usia dini memenangkan penghargaan untuk
solusi unik untuk masalah matematika, serta solusi untuk masalah yang kompleks
yang Pascal telah mengklaim telah memecahkan (meskipun ia gagal untuk
memilikinya). Pada usia delapan belas tahun, Bergson menghadiri École Normale
Supérieure selama empat tahun, setelah itu ia mulai mengajar di
Clermont-Ferrand pada tahun 1883. Pada tahun berikutnya di Clermont-Ferrand, ia
menerbitkan sebuah studi kritis terhadap filsafat dan puisi Lucretius yang
terus menjadi berpengaruh studi klasik di Perancis sampai saat ini. Bergson
menndapat gelar doktor pada tahun 1889 dengan Essai sur les données immediates
de la hati nurani (Waktu dan Free Will) bersama dengan tesis Latin singkat.
Esai ini diterbitkan pada tahun yang sama oleh Felix Alcan dalam serial La
Bibliothèque de philosophie contemporaine.
Bergson dipromosikan menjadi guru besar pada tahun
1898, dan menjadi Maitre de konferensi di Alma Mater nya, L'École Normale
Superieure. Dua tahun kemudian ia menerima guru lain di College de France, di
mana ia menerima Ketua Filsafat Yunani secara berurutan untuk Charles L'Eveque.
Pada saat ini kuliah mulai menarik mahasiswa dan akademisi serta masyarakat
umum, sehingga beberapa nama perguruan tinggi "rumah Bergson." Pada
tahun 1891 Bergson menikah dengan sepupu Marcel Proust dan memiliki seorang
putri. Bergson memenangkan Hadiah Nobel untuk Sastra tahun 1928 dan
mempertahankan status tokoh kultus di tahun-tahun antara Perang Dunia. Dia
lebih memilih bergabung dianiaya dan mencatatkan dirinya pada akhir tahun 1940
sebagai seorang Yahudi yang pada tahun 1921 Bergson menjadi seorang Kristiani.
Selama tujuh belas tahun terakhir dia menderita arthritis melumpuhkan dan
meninggal bronkitis pada tanggal 3 Januari 1941, pada usia delapan puluh satu.
2. Karya-karya
Henri Bergson
Banyak karya-karya dari seorang tokoh Henri Bergsen
ini, antara lain: Matière et mémoire (Materi dan ingatan) terbit tahun 1896,Le
rire (Tertawa) terbit tahun 1900, L’evolution creatice (Evolusi Kreatif) terbit
tahun 1907, Durée et simultanéité (Lamanya dan keserentakan) terbit tahun 1922,
Les deux sources de la morale et de la religion (Kedua Sumber dari Moral dan
Agama) terbit tahun 1932, sedang artikel-artikelnya di kumpulkan L’énergie
spirituelle (Energi Spiritual) terbit tahun 1932, La pensée et le mouvant
(Pemikiran dan Yang Bergerak) terbit tahun 1934, Ecrits et paroles
(Karangan-Karangan dan Perkataan-Perkataan) 3 jilid terbit tahun 1957-1959.
Dari buku-buku dan artikelnya kita bisa tahu arah
pemikiran tokoh Henri Bergson ini, yakni menuju kepada filsafat hidup yang
lebih terarah kepada sosiologi. Seperti halnya Comte maupun Spencer
3. Pemikiran
Henri Bergson
Pemikiran henri bergson secara kasat mata banyak yang
menilai dalam hal evolusi, selain karena dia tokoh filsafat yang banyak
dipengaruhi oleh filsuf Inggris, yaitu Herbert Spencer, dia juga dipengaruhi
oleh teori evolusi darwin. Sebenarnya banyak gagasan yang dikungkapkan oleh
tokoh ini, tapi gagasan yang lebih menarik terdapat pada materi dan ingatan.
a. Materi
dan Ingatan
Dalam bukunya Matière et mémoire, Bergson mempelajari
hubungan antara jiwa dan tubuh (roh dan materi). Ia mulai dengan mengatakan
bahwa pendiriannya dalam buku tersebut bersifat dualisme karena ia lebih
mempertahankan materi dan roh sebagai kenyataan.
Ia menolak pandangan monoteisme dengan harapan supaya
tidak ada yang tereduksi dalam diri manusia. Dalam studi ini bergson banyak
mengalami kesulitan saat jiwa dan tubuh dihubungkan, sehingga untuk mengatasi
masalah tersebut Bergson menggunakan ingatan sebagai penengah keduanya karena
ingatanlah yang paling banyak mengalami persentuhan interaksi antara materi dan
roh (tubuh dan jiwa).
Banyak yang sudah menggunakan ingatan dalam obyek
penelitian, seperti halnya akhir abad 19 dilakukan penelitian antara otak dan
ingatan. Bregson membedakan dua macam ingatan.
1) Terdapat
ingatan yang terdiri atas mekanisme-mekanisme motoris yang kira-kira sama
dengan kebiasaan. Misalnya dalam pelajaran, kita saat sd pasti diberi
rangsangan-rangsangan oleh para guru yang selanjutnya kita akan mengingatnya.
2) Yang
lain disebut dengan “ingatan murni” yakni ingatan yang membentuk dan merekam
angan-angan tentang sikap kejadian dalam hidup kita tanpa mengabaikan satu
detailpun. Ingatan dalam artian tersebeut merupakan ingatan bersifat rohani dan
jika kita mengakuinya berarti kita juga mengakui kehidupan juga berlangsung
dibawah kesadaran.
Disini kita bisa lebih tampak lagi hubungan antara
otak dengan ingatan murni. Fungsi otak untuk mengadakan seleksi terhadap segala
ingatan seolah-olah menyaring isi ingatan murni dengan demikian melindungi
manusia dari banjir terhadap kenangan.
Dalam hal ini kita harus bisa membedakan antara
persepsi dengan ingatan. Dalam persepsi obyek yang bersangkutan hadir berkat
suatu intuisi tentang realitas, sedangkan dalam ingatan obyek yang tidak hadir
diingat kembali. Persepsi seluruhnya mengarah pada praksisnya. Pada
kenyataannya persepsi dan ingatan tidak boleh dipisahkan, perpaduan ini seperti
halnya hubungan antara jiwa dengan tubuh (roh dan materi).
b. Evolusi
Menurut Bergson evolusi adalah suatu perkembangan yang
menciptakan, yang meliputi segala kesaadaran, segala hidup, segala kenyataan,
yang dalam perkembangannya itu terus-menerus menciptakan bentuk-bentuk baru dan
menghasilkan kekayaan yang baru.
Coba kita tengok, ternyata saat Bergson lahir (1859)
terbitlah bukuyang fenomenal tentang evolusi karya Charles Darwin, yaitu The
Origin of Species. Seperti ada firasat saja kalau akan dilanjutkan oleh
Bregson. Tetapi Bergson berpendapat tentang Natural Selection dimana
variasi-variasi yang cocok supaya organisme dapat hidup trus, “dipilih” dan
diwariskan kepada generasi berikutnya, sedang variasi yang lain ditinggalkan.Evolusi
itu tidak bisa dijelaskan dengan oleh adaptasi terhadap lingkungan, adaptasi
hanya membelokkan dan memutar evolusi.
Untuk mengerti evolusi, menurut Bergson data biologi
harus dilengkapi dengan hasil pemikiran metafisis.Kuncinya adalah apa yang kita
alami diri kita sendiri sebagai mahkluk hidup. Evolusi ini ternyata mengarah
pada tiga jurusan: kehidupan tumbuhan, kehidupan instingtif dan kehidupan
intelegen. Pada taraf kehidupan tumbuhan diwijudkan dalam kehidupan yakni
immobilitas dan insensibilitas (merekamyang tidak dapat bergerak dan tidak
merasa), pada taraf kehidupan instingtif, ini diwujudkan oleh hewan seperti
semut dan serangga dengan hanya mengandalkan insting dan yang terkhir adalah
taraf kehidupan intelegen, diwujudkan oleh vertebrata.
Antara insting dengan intelegen digambarkan oleh
Bergson dalam hubungan dengan alat-alat. Insting merupakan kemungkinan untuk
mengadakan dan menggunakan alat-alat yang terorganisir sedang intelegen
merupakan kemungkinan untuk mengadakan dan menggunakan alat-alat yang tidak
terorganisir. Dengan demikian setiap aktifitas dalam bentuk insting maupun
intelegen, merupakan suatu usaha untuk menjalankan pengaruhnya atas dunia
material.
c. Moral
dan Agama
Dalam pembahasan ini kami menggunakan keyword terbuka
dan tertutup serta dinamis dan statis. Apa yang terbuka dan apa yang tertutup ?
serta apa yang dinamis dan apa yang statis ? pasti menimbulkan pertanyaan bagi
kawan-kawan semua.
Pertama akan kami bahas mengenai moral, menurut
Bergson moral dibagi menjadi dua, yaitu moral terbuka dan moral tertutup.Yang
dimaksud dengan moral tertutup adalah moral yang hanya berlaku bagi masyarakat
tertentu yang bersifat relatif, sedang moral terbuka ialah moral yang berlaku
mutlak bagi seluruh umat manusia. Dan mengenai masyarakatpun bergson juga
membagi menjadi dua, yakni masyarakat terbuka dan masyarakat tertutup.
Pengertian dari masyarakat terbuka adalah masyarakat yang pada asanya meliputi
seluruh umat manusia, sedang masyarakat tertutup adalah masyarakat yang menjadi
sumber kewajiban-kewajiban moral dan sumber adat-istiadat.
Moral tertutup menandai masyarakat tertutup. Ciri ini
tidak menunjukkan pada keterbatasan ruang dan masyarakatnya yang hanya sebagian
tetapi moral yang digunakan hanya berlaku bagi warga masyarakat tersebut dan
tidak kepada warga diluar masyarakat tersebut. Prinsip dasar dari moral
tertutup ini adalah kerukunan di dalam kelompok dan perperangan di luar
kelompok. Bergson tidak setuju dengan prinsip ini karena ia melihat
kesinambungan dalam keluarga, negara dan umat manusia. Penganalogian untuk
masyarakat ini terdapat pada kerukunan antara keluaraga dan negara tetapi
antara negara dan umat manusia tidak mempunyai kesinambungan kata Bergson.
Mengapa bisa seperti itu, karena jika kerukunan antara keluarga baik dapat
membina menjadi warga negara yang baik pula. Setiap warga negara akan
membela/memihak warga negara yang lain tetapi akan melawan musuh mereka, bahkan
dalam keadaan yang damai sekalipun. Menurutnya kedamaian adalah persiapan untuk
berperang.
Disamping moral tertutup terdapat moral terbuka yang
menandai masyarakat terbuka. Moral disebut terbuka karena, menurut kodratnya
bersifat universal dan mencari kesatuan antara seluruh umat manusia. Seperti
halnya para nabi perjanjian lamatelah membawa suatu moral terbuka, karena
mereka tidak membedakan antara kaum miskin dengan kaum bangsawan, sekalipun
mereka mengemukakan aturan etis tersebut hanya pada masyarakat Israel saja. Selanjutnya untuk penganalogian dari
masyarakat terbuka Bergson menggambarkan pada agama kristen. “Khotbah di
bukit”: pertentangan antara apa yang dikatakan kepada nenek moyang” dan apa
yang dikatakan Yesus”.
Selanjutnya Bergson membagi agama menjadi dua,
pertama. Agama statis, yang timbul karena hasil karya perkembangan. Di dalam
perkembangan ini alam telah memberikan kepada manusia kecakapan untuk
menciptakan dongeng yang dapat mengikat manusia dengan yang lain dan mengikat
manusia dengan hidup. Karena akalnya manusia tahu bahwa ia harus mati dan juga
karena akalnya manusia tahu, bahwa ada rintangan yang tidak terduga yang
merintangi usahanya untuk mencapai tujuannya. Demikianlah timbul agama sebagai
alat bertahan dari segala sesuatu yang dapat menjadikan manusia putus asa.
Selanjutnya agama dinamis, yang diberikan oleh
intuisi.Dengan perantara agama ini manusia dapat berhubungan dengan asas yang
lebih tinggi, yang lebih kuasa dari pada yang lain serta yang menyelami Dia
tanpa menghapuskan kepribadiannya. Karena agama inilah manusia diikatkan kepada
hidup dan masyarakat atas dasar yang lebih tinggi. Bentuk agama yang paling
tinggi adalah mistik. Bergson berpendapat bahwa dalam mempelajari mistik
Yunani, mistik Timur dan mistik Kristen. Mistik Kristenlah yang paling lengkap,
karena di situ mistik disertai dengan aktifitas dan kreatifitas. Melalui mistik
kita dapat belajar bahwa energi kreatif itu adalah cinta. Refleksi lebih lanjut
dapat menjelaskan tentang kehidupan.
Dalam agam kristen yang historis, kita dapat melihat
gejala agma dinamis disamping suasana statis. Yang selanjutnya, keidealan atas
semuanya agama statis semakin dimurnikan oleh agama dinamis , tetapi dalam
praktiknya kedua bentuk agam tercampur secara tak terpisahkan dalam masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar