Rabu, 28 Desember 2016

Apakah Kita Bebas?

Apakah ikta ini bebas? Apakah kebebasan kita hanya sekedar ilusi? Para filsuf telah lama berdebat soal ini. Penelitian terbaru di bidang neurosains (neuroscience) membuktikan, seperti diyakini oleh beberapa ilmuwan besar abad ini, bahwa kehendak bebas adalah suatu ilusi. (Nahmias, Is Neuroscience the Death of Free Will?, 2011)
Duduk Permasalahan
Pada 2002 lalu seperti dikutip oleh Nahmias, Daniel Wegner, seorang psikolog, menyatakan begini, “Seolah bahwa kita ini adalah agen. Tampaknya kita menyebabkan hal-hal yang kita lakukan… namun cukup menyadarkan kita dan amatlah akurat untuk menyebut ini semua sebagai ilusi.” Di tempat lain seorang ahli neurosains terkemuka, Patrick Haggard, menyatakan, “Kita jelas tidak memiliki kehendak bebas. Tidak dalam arti yang kita pikir.” Di bidang yang sama, Sam Harris bilang begini, “Tampaknya anda memang adalah seorang agen yang bertindak sesuai dengan kehendak bebas anda. Masalahnya adalah bahwa sudut pandang ini tidak dapat berjalan bareng tentang apa yang kami ketahui soal otak manusia.”
Media massa dan dunia ilmu pengetahuan AS menanggapi pernyataan-pernyataan tersebut dengan antusias dan penuh kontroversi. Jika orang tidak bebas, maka ia tidak bisa diminta bertanggungjawab atas perbuatannya, dan konsep tanggung jawab moral serta legal pun tidak dapat dituntut darinya. Di sisi lain menurut saya, matinya kehendak bebas (free will) berarti matinya satu-satunya hal yang secara mendasar membedakan kita dari mahluk hidup lainnya. Kita kehilangan tanda bahwa kita memiliki jiwa, dan tanpa jiwa, kita tak punya hak-hak asasi, maka bisa diperlakukan sebagai benda-benda saja yang dapat diganti, jika sudah tak berguna.

Dari sudut pandang ilmu hukum, kehendak bebas adalah sesuatu yang amat penting, karena itu berarti, orang bisa bertanggungjawab sepenuhnya atas kesalahan mereka, dan, dari sisi pendidikan, orang layak menerima pujian, jika mencapai prestasi tertentu. Menurut penelitian Nahmias ketika orang dihadapkan pada argumen, bahwa kehendak bebas adalah suatu ilusi, maka ia akan cenderung untuk bertindak semaunya, seperti mencontek dan amat enggan membantu orang lain yang tengah mengalami kesulitan. (Nahmias, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar