Kita adalah manusia yang diciptakan amat
sempurna oleh Allah SWT. Alhamdulillah, dan kita harus mengucap syukur terhadap
yang telah Dia berikan kepada kita semua. Kita mempunyai sepasang mata yang
indah, hidung untuk bernafas, lidah untuk berbicara, otak untuk berfikir, dan
hati untuk perasaan kita :) Ini yang akan saya bahas di sini mengenai "hati untuk perasaan kita".
Pada zaman dahulu, para Sumerian Assyrian
menganggap manusiaberpikir dan berperasaan dengan menggunakan organ hati
(liver). Namun hal ini dibantah oleh Aristoteles yang beranggapan bahwa untuk
berpikir dan berperasaan,manusia menggunakan jantung (heart). Kedua pendapat
ini membawa pengikut masing-masing, sehingga penggunaan istilah liver
berkembang ke daerah Selatan, terutama Asia, dan heart berkembang ke Utara,
khusunya Eropa.
Yang terjadi kemudian, penduduk belahan bumi
selatan mengungkapkan perasaaannya ("hatiku senang", "sungguh
menyesakkan hati") sambil menyentuh daerah hati atau liver, sementara
penduduk belahan bumi Utara menyentuh daerah jantung ("I love you with all
my heart","Myheartwasbroke").
Namun perkembangannya kemudian semakin rancu,
terutama di negeri kita. Heart yang dimaksudkan sebagai jantung diterjemahkan
menjadi "hati". Maka ketika mengatakan "kau selalu ada di
dalamhatiku" (You are always in my heart), yang selalu kita raba adalah
daerah jantung bukan hati.
Oleh karena kerancuan masalah pemahaman tentang
hati dan jantung ini maka hingga sekarang oun orang menganggap hati sebagai
kualitas subyektif. Saat seseorang mengatakan "hatiku hancur" itu
artinya perasaan atau emosinya yang hancur atau sedih. Pula kalimat "hatiku
sedang berbunga-bunga" menunjuk pada perasaan seseorang yang bergembira.
Padahal sebetulnya, hati itu sebetulnya, hati
itu obyektif, berupa benda. Dan kalau berdasarkan pada apa yang telah kita
bahas pada bab sebelumnya. peraasaan muncul dari pikira. Seseorang yang memikirkan
pemutusan hubungan sepihak yang baru dilakukan pacarnya, maka hatinya akan
merasakan sedih. Seseorang yang memikirkan kenaikan gajinya ternyata melebihi
karyawan yang lain maka hatinya akan merasakan kegembiraan.
Pertanyaannya, betulkah (organ) hati yang
merasakan itu? Betulkah (organ) hati yang berhubungan dengan otak? Jawabnya :
tidak, Jantunglah yang merasakan apa yang otak anda pikirkan. Ketika kita
berpikir takut, jantunglah yang berdebar, bukan hati. Ketika pikiran anda kacau
atau stress, maka pola irama jantung Anda menjadi tidak normal, bahkan bisa
berakibat pada kesehatan fisik Anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar