Karl
Marx termasuk Filosof beraliran kiri yang fenomenal. Karena hampir tidak ada
filosof Barat setelahnya yang tidak terpengaruh oleh pemikiran Marx. Pemikiran
Fredrich Nietzsche, Henri Bergson atau Martin Heidegger secara tidak langsung
terpengaruh alur gagasan Karl Marx. Aliran pemikirannya termasuk dalam kategori
filsafat idealis, yakni selalu membicarakan bagaimana cara manusia untuk
menjadi makhluk yang sempurna. Embrio doktrin humanisme ini kemudian
dikembangkan para filosof setelahnya.
Untuk
mencapai gagasan filosofisnya, Marx menawarkan filsafat Materialisme. Yakni
materi sajalah menurut Marx yang nyata. Di dalam hidup kemasyarakatan
satu-satunya yang nyata adalah masyarakat yang bekerja. Menurut Marx manusia
bekerja, maka dia ada (hidup). Ia membagi masyarakat menjadi dua kelas; yaitu
kelas buruhdan kelas borjuis. Gagasan utama Karl Marx adalah memperjuangkan
emansipasi kaum buruh, yakni membela kaum proletar tersebut untuk mencapai
kesetaraan dengan kaum borju.
Berdasarkan
hal itu, Karl Marx menyatakan bahwa manusia tidak boleh dipandang secara
abstrak, akan tetapi harus dipandang secara konkrit yaitu dalam hubungannya
dengan dunia sekitarnya sebagai makhluk yang bekerja. Hakikat manusia
menurutnya adalah bahwa ia adalah makhluk pekerja (homo laborans, homo faber).
Mengenai
agama, pandangan Karl Marx hampir sama dengan pemikiran Feuerbach. Menurutnya,
agama adalah hasil proyeksi keinginan manusia. Perasaan dan gagasan keagamaan
adalah hasil suatu bentuk masyarakat tertentu. Jika kita membicarakan manusia
tidak boleh kita membicaraknnya sebagai tokoh yang abstrak, yang berada di luar
dunia. Manusia berarti dunia manusia, yaitu negara-masyarakat dan
masyarakat-negara, hal inilah menurut Marx yang menghasilkan agama.
Latar
Belakang Sosial-Intelektual
Karl
Marx, lahir di bulan Mei 1818 di Trier, Jerman. Ayahnya seorang pengacara yang
beberapa tahun sebelumnya pindah agama Yahudi menjadi Kristen Protestan.
Perpindahan agama ayahnya yang begitu mudah diduga merupakan alasan mengapa
Karl Marx tidak pernah tertarik dengan Agama. Ayahnya mengharapkan Marx menjadi
notaris sebagaimana ayahnya. Karl Marx sendiri lebih menyukai untuk menjadi
Penyair daripada seorang ahli hukum. Hukum merupakan ilmu yang digemari pada
saat itu. etengah semester ia bertahan, dan melompat ke Universitas Berlin,
fokus pada filsafat. Masih semester dua, Marx sudah masuk kelompok diskusi paling
ditakuti di kampus itu, Klub Para Doktor, dan menjadi anggota yang paling
radikal. Kelompok ini selalu memakai Filsafat Hegel untuk menyerang kekolotan
Prussia. Tak heran, klub ini pun digelari “Kaum Hegelian Muda”. Namun karena
mereka juga menentang agama Protestan, klub ini digolongkan menjadi Hegelian
Kiri, lawan Hegelian Kanan, yang menafsirkan Hegel sebagai teolog Protestan.
Pada
tahun 1841, Marx dipromosikan menjadi doktor dengan disertasi “The Difference
between The Natural Philosophy of Democritus and Epicurus”. Kertas kerja dan
pengantar disertasi ini secara jelas menunjukkan Marx sangat Hegelian, dan
antiagama. Hal terakhir ini juga yang membuat Marx dicap sesat, dan mulai
dijauhi rekan-rekannya. Marx tumbuh di tengah pergolakan politik yang dikuasai
oleh kekuatan kapitalis para Borjuis yang menentang kekuasaan aristokrasi
feodal dan membawa perubahan hubungan sosial. Meskipun ia memperjuangkan kelas
orang-orang tertindas sebagai referensi empiris dalam mengembangkan teori
filsafatnya[1].
Selama
hampir setahun ia menjadi pimpinan redaksi sebuah harian radikal 1843, sesudah
harian itu dilarang oleh pemerintah Prussia, ia kawin dengan Jenny Von
Westphalen, putri seorang bangsawan, dan pindah ke Paris. Di sana ia tidak
hanya berkenalan dengan Friedrich Engels (1820-1895) yang akan menjadi teman
akrab dan “penerjemah” teori-teorinya melainkan juga dengan tokoh-tokoh
sosialis Perancis. Dari seorang liberal radikal ia menjadi seorang sosialis.
Beberapa tulisan penting berasal waktu 1845, atas permintaan pemerintah
Prussia, ia diusir oleh pemerintah Perancis dan pindah ke Brussel di Belgia.
Dalam tahun-tahun ini ia mengembangkan teorinya yang definitif. Ia dan Engels
terlibat dalam macam-macam kegiatan kelompok-kelompok sosialis. Bersama dengan
Engels ia menulis Manifesto Komunis yang terbit bulan Januari 1848. Sebelum
kemudian pecahlah apa yang disebut revolusi 1948, semula di Perancis, kemudian
juga di Prussia dan Austria. Marx kembali ke Jerman secara ilegal. Tetapi
revolusi itu akhirnya gagal. Karena diusir dari Belgia, Marx akhirnya pindah ke
London dimana ia akan menetap untuk sisa hidupnya.
Di
London ia memulai tahap baru dalam hidup Marx. Aksi-aksi praktis dan
revolusioner ditinggalkan dan perhatian dipusatkannya pada pekerjaan teroritis,
terutama pada studi ilmu ekonomi. Tahun-tahun itu merupakan tahun-tahun paling
gelap dalam kehidupannya. Ia tidak mempunyai sumber pendapatan yang tetap dan
hidup dari kiriman uang sewaktu-waktu dari Engels. Keluarganya miskin dan
sering kelaparan. Karena sikapnya yang sombong dan otoriter, hampir semua bekas
kawan terasing daripadanya. Akhirnya, baru 1867, terbit jilid pertama Das
Kapital, karya utama Marx yang memuat kritiknya terhadap kapitalisme.
Tahun-tahun terakhir hidupnya amat sepi dan tahun 1883 ia meninggal dunia.
A. Materialisme
Dialektik Karl Marx
Materialisme
dalam arti sempit adalah adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat
diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak. Materi berpendapat
bahwa semua kejadian dan kondisi adalah akibat lazim dari kejadian-kejadian dan
kondisi sebelumnya. Benda-benda organik atau bentuk-bentuk yang lebih tinggi
dalam alam hanya merupakan bentuk yang lebih kompleks daripada bentuk anorganik
atau bentuk yang lebih rendah. Bentuk yang lebih tinggi tidak mengandung materi
atau energi baru dan prinsip sains fisik adalah cukup untuk merenungkan segala
yang terjadi atau yang ada. Semua proses alam, baik organik atau inorganik
telah dipastikan dan dapat diramalkan jika segala fakta tentang kondisi sebelumnya
dapat diketahui.
Dengan
demikian, materialisme selalu memberikan titik tekan bahwa materi merupakan
ukuran segalanya, melalui paradigma materi ini segala kejadian dapat
diterangkan. Artinya, segala kejadian sebagai kategori pokok untuk memahami
kenyataan sesungguhnya dapat dijelaskan melalui kaedah hukum-hukum fisik.
Keseluruhan perubahan dan kejadian dpat dijelaskan melalui prinsip-prinsip
sains alam semata-mata, karena kenyataan sesungguhnya bersifat materi dan harus
dijelaskan dalam frame material juga. Sedangkan satu-satunya dunia yang
diketahui atau dapat diketahui adalah dunia yang sampai pada kita melalui
indera.
Menurut
filsafat materialisme Marx, di dalam hidup kemasyarakatan satu-satunya yang
nyata adalah adanya masyarakat. Kesadaran masyarakat, yaitu ide-ide, teori,
pandangan-padangannya hanya mewujudkan suatu gambar-cermin dari apa yang nyata.
Oleh karena itu jikalau kita ingin mengerti mengenai daya pendorong yang ada di
dalam hidup kemasyarakatan, kita jangan berpangkal daripada ide-ide atau
teori-teori, karena semuanya itu hanya gambaran-gambaran hanya lapisan atas
ideologis dari hal yang nyata. Manusia harus mencari landasan material hidup
kemasyarakatan yaitu dengan cara berporoduksi barang-barang material.
Marx
menjelaskan, masyarakat yang asli tidak mengenal pertengatangan kelas. Adanya
kelas-kelas di masyarakat disebabkan karena pengkhususan pekerjaan dan karena
timbulnya gagasan tentang milik pribadi. Hal ini menyebabkan adanya kelas
pemilik (kaum kapitasl) dan kelas yang tanpa milik (kaum proletar), yang saling
bertentangan. Jurang di antar yang kaya dan yang miskin di antara kaum
kapitalis dan kaum proletar makin melebar. Maka tidak dapat dielakkan lagi
timbullah krisis yang hebat. Sebab penawaran barang-barang di pasar makin
bertambah, karena produksi makin berlimpah-limpah, akan tetapi daya beli tidak
ada. Masyarakat yang demikian akan runtuh. Maka inilah waktunya kaum proletar
bersatu merebut kekuasaan dengan suatu revolusi, suatu masyarakat yang tanpa
kelas. Pada waktu itu alat-alat produksi akan ditutup dengan suatu negara
bahagia, yang adalah sintese dari zaman awal, ketika tiada kelas serta milik
dan zaman kapitalis.
Sedangkan
proses dialektika adalah suatu contoh yang ada di dalam dunia. Dialektika
adalah suatu fakta empiris, manusia mengetahuinya dari penyelidikan tentang
alam, dikuatkan oleh pengetahuan lebih lanjut tentang hubungan sebab-musabab
yang dibawakan oleh hali sejarah dan sains. Maka berpikir dialektis adalah
memahami kenyataan sebagai totalitas, dalam artian bahwa keseluruhan yang ada
di dalamnya memiliki unsur-unsur yang saling bernegasi (mengingkari dan
diingkari), saling berkontradiksi dan saling bermediasi. Pemahanan ini
mengisyarakatkan suatu bukti bahwa kehidupan yang nyata ini saling berkontradiksi,
bernegasi dan bermediasi.
Secara
sederhana, dialektika memandang apa pun yang ada sebagai kesatuan dari apa yang
berlawanan, sebagai perkembangan melalui langkah-langkah yang saling
berlawanan, sebagai hasi dari, dan unsur dalam, sebuah proses yang maju melalui
negasi atau penyangkalan. Kekhasan negasi itu adalah apa yang dinegasikan tidak
dihancurkan atau ditiadakan, melainkan yang disangkal hanyalah segi yang salah
(yang membuat seluruh pernyataan itu salah), tetapi kebenarannya tetap diangkat
dan dipertahankan. Pandangan ini menurut dialektika Hegel.
Akan
tetapi Marx tidak menerima prinsip Hegel tersebut. Bagi Marx, segala sesuatu
yang bersifat rohani merupakan hasil materi. Sehingga dialektika yang dia
kembangkan adalah dialektika materi. Bahwa dialektika terjadinya di dunia nyata
bukan di dunia materi sebagaimana pandangan Hegel. Karena inilah filsafat Karl
Marx disebut dengan materialisme dialektik. Dialektika adalah suatu fakt
empiris, manusia mengetahuinya dari penyelidikan tentang alam, dikuatkan oleh
pengetahuan lebih lanjut tentang hubungan sebab-musabab yang dibawakan oleh
ahli sejaran dan sains.
Penyebutan
filsafat Marx dengan materialisme dialektis – dengan demikian – terletak pada
asumsi dasar yang mengatakan bahwa benda merupakan sesuatu kenyataan pokok yang
selalu terjadi dalam proses perubahan dan pertentangan di dalamnya. Perubahan
dan pertentangan tersebut terjadi dalam dunia nyata yang dapat diamati indra.
Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa materialisme dialektis selalu betitik
tolak dari materi sebagai satu-satunya kenyataan. Karl Marx mengartikan materialisme dialektik sebagai keseluruhan
proses perubahan yang terjadi terus-menerus. Dari proses perubahan tersebut
memunculkan suatu keadaan akibat adanya pertentangan-pertentangan. Materi yang
dimaksud menjadi sumber keberadaan benda-benda alamiah tersebut, sehingga
senantiasa bergerak dan berubah tanpa henti-hentinya.
B. Marxisme
Marxisme
berawal dari tulisan-tulisan Karl Marx. Dalam arti luas, Marxisme berarti paham
yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Pandangan-pandangan ini
mencakup ajaran Marx mengenai materialisme dialektis dan materialisme historis
serta penerapannya dalam kehidupan sosial. Marxisme lahir dari konteks
masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi
manusia khususnya kelas bahwa/kelas buruh. Menurut analisa Marx,
kondisi-kondisi dan kemungkinan-kemungkinan teknis sudah berkembang dan merubah
proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi proses produksi dan
struktur masyarakat masih bertahan pada tingkat lama yang ditentukan oleh
kepentingan-kepentingan kelas atas.
Jadi,
banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit yang
mengemudikan proses produksi dan mendapat keuntungan. Karena maksud kerja
manusia yang sebenarnya adalah menguasai alam sendiri dan merealisasikan
cita-cita dirinya sendiri, sehingga terjadi keterasingan manusia dari harkatnya
dan dari buah/hasil kerjanya. Karena keterasingan manusia dari hasi kerjanya
terjadi dalam jumlah besar (kerja massa) dan global, pemecahannya harus juga bersifat
kolektif dan global.
Berbeda
dengan model-model sosialisme lama, Marxisme menyatakan dirinya sebagai
“sosialisme ilmiah”. Untuk mendukung klaim tersebut, Marx mendasarkan pada penelitian
syarat-syarat objektif perkembangan masyarakat. Marx menolak pendasaran
sosialisme pda pertimbangan-pertimbangan moral. Materialisme sejarah merupakan
dasar bagi sosialisme ilmiah tersebut. Marx yakin bahwa ia telah menemukan
hukum objektif perkembangan sejarah. Objek pencarian materialisme historis
adalah hukum-hukum gerakan dan perkembangan masyarakat insani yang paling
universal. Marx menciptakan suatu pemahaman sejarah menjadi seperti sains yang
pasti dan eksak. Karena hal itulah Marx menyatakan bahwa sosialismenya bersifat
ilmiah karena berdasarkan pada pengetahuan hukum-hukum objektif perkembangan
masyarakat.
Marxisme
pada hakekatnya bukanlah merupakan suatu penafsiran terhadap perubahan
proses-proses dalam masyarakat, akan tetapi merupakan sebuah terori yang
menyatakan bahwa hukum objektif perkembangan masyarakat dapat ditetapkan sama
seperti halnya penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga bisa
bersifat pasti dan universal. Dengan mengajukan sosialisme ilmiah sebagai penerapan
hukum dasar alam pada masyarakat, teori Marx seakan-akan dibenarkan oleh
ilmu-ilmu alam, karena memiliki objektivitas seperti ilmu-ilmu alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar