Fiosofi Pohon Pisang
Pohon pisang tak
mau mati sebelum berbuah. Ia ingin kehadirannya di atas dunia ini bisa memberi
manfaat sebelum ajal datang menjemput. Tak sekadar itu, pohon pisang telah
mempersiapkan generasi penerusnya sebelum ia mati. Tunas-tunas muda inilah yang
akan meneruskan tugasnya memberi kebaikan kepada siapapun yang memetik buahnya,
atau mengambil daunnya atau memanfaatkan batangnya. Itulah pisang manusia sebagai makhluk yang dikaruniai
akal seharusnya bisa berbuat lebih dari sekadar batang pisang.
Pohon Pisang
memiliki karakteristik selalu hidup merumpun dan berumpun. Ia tidak pernah
tumbuh sebatang sendiri. Kenyataan ini diterjemahkan sebagai keteguhan dalam
persatuan dan konsistensi dalam kebersamaan. Bersatu dalam kebersamaan bukan
berarti bersikap reaktif jika menghadapi desakan kegawatan dan mengatasi suatu
permasalahan, tetapi kebersamaan sepanjang masa, berkesinambungan dari generasi
kegenerasi. Sebelum layu dan mati pohon pisang lebih dahulu memproses kehidupan
anak turunannya, yang bermunculan di sekitarnya. Ini jauh terjadi sebelum
batang induk layu dan mati. Pohon pisang yang belum berbuah akan tetap bersemi
walau di pancung sekalipun.
Kenyataan ini
diterjemahkan unsur tabiaat kesinambungan regenerasi. Misi generasi ini
disandang dengan ketaatan yang nyaris mutlak. Tiada surut ke masa lampau
sebelum berubah dan menyiapkan anak penggantinya. Pohon pisangpun mampu
berintraksi secara sosial dan ekologis dengan lingkungan sekitar. Intraksi ini
dibangun di atas landasan semangat timbal balik yang saling menguntungkan.
Kenyataan pohon pisang tetap bermanfaat bagi manusia, makhluk lainnya dan bagi
alam sekitar. daunnya bisa dipakai payung dikala hujan dan bisa juga dipakai
untuk bungkus makanan.
Pohon pisang
tumbuh dan hidup di atas bumi di manapun manusia bisa tinggal, menunjukkan
betapa dia selalu dekat dengan mahluk yang memanfaatkannya. Tak ada bagian
tubuhnya yang tak bisa dimanfaatkan manusia. Buahnya yang manis dan menguatkan.
Dari bayi yang baru lahir hingga yang menjelang ajal. Semangat hidup yang tak
kenal menyerah dan hanya akan berakhir bila berbuah. Meskipun tubuhnya ditebang
ataupun dibakar. Dia akan bersemi kembali. Dan yang paling penting dan justru
paling sering dilupakan adalah Pohon Pisang selalu mempersiapkan kader penerusnya,
jauh hari sebelum hidup dan manfaatnya berakhir. Jika diamati dan diambil
teladan dari proses kehidupannya, maka ihktibar ini akan mampu membentuk insan
pemikir, pejuang dan orang sukses.
Ada beberapa ciri orang sukses;
a. Taat
pada misi yang disandang, bertanggung jwab, dan mengamalkan tanggungjawabnya
secara berjenjang.
b. Berkarya
efektif dan efisien serta berintraksi sosial dan ekologis atas landasan
semangat timbal balik yang saling menguntungkan.
c. Teguh
bersatu dalam kemesraan dan mengembangkan diri dalam regenerasi yang
berkesinambungan.
Jadi pelajaran
yang dapat kita ambil dari filosofi tersebut, bahwa manusia itu tidak akandapat
hidup kekal atau selamanya didunia, oleh karena itu senantiasa selalu
berbuatlah amal kebaikan, dan sebisa mungkin berbagilah ilmu yang kita miliki
untuk setiap orang, agar lebih bermanfaat. Dan janganlah cepat menyerah dengan
segala ujian yang diberikan Allah SWT kepada kita, karena ujian yang datang
dari Allah itu untuk mengetes seberapakah kuat iman kita, dan percayalah bahwa
Allah tidak akan memberikan cobaan hambanya melebihi batas kemampuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar