Filosofi Pohon Sirih Simbol Kerukunan
Dan Perdamaian
Tumbuhan yang
sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari ini merupakan tanaman obat yang
telah diketahui secara luas manfaatnya bagi kesehatan. Secara tradisional sirih
kerap kerap dipakai untuk menghentikan pendarahan pada hidung yang lebih
dikenal dengan sebutan mimisan dan banyak manfaat lain terutama dalam masalah
kewanitaan.
Namun disamping
segudang manfaat itu ada sebuah filosofi bermakna sangat luas dalam tumbuhan
sirih. Pohon sirih yang meski hidup dengan menumpang pada tanaman lain ini,
tidaklah mengambil nutrisi dari tanaman yang ditumpanginya.
Bahkan daunnya yang indah berbentuk
hati itu malah akan memperindah tanaman yang ditumpanginya. Demikianlah simbol
yang dapat kita pelajari yang menggambarkan hidup berdampingan dengan damai
dengan keanekaragaman yang luar biasa di negeri kita yang indah ini.
Sebagai simbol
kerukunan dan perdamaian, tak heran dalam adat istiadat suku tertentu kerap
membawa dan atau menyuguhkan daun sirih ini sebagai artian pernyataan hidup
harmonis dan tidak saling merugikan. Satu lagi keunikan tumbuhan sirih bila
kita perhatikan tumbuhan ini merambat dari bawah ke atas yang bermakna juga
dalam kehidupan maupun pekerjaan segala sesuatunya haruslah dimulai dari bawah
hingga perlahan-lahan menjadi lebih tinggi dengan tanpa merugikan orang lain.
Sangat disayangkan
jika kebanyakan dari kita beranggapan bahwa sirih hanyalah ritual khusus
sekapur sirih para orang tua atau nenek-nenek saja yang biasa selalu
menyantapnya dilengkapi dengan hidangan kapur, gambir dan pinang atau juga
sedikit campuran tembakau. Sirih hanyalah salah satu dari sekian banyak hal
yang indah dan bermanfaat sebagai sesuatu yang dekat dengan kehidupan kita.
Baiknyalah kita memahami dan menghargai budaya bangsa kita yang luhur ini agar
tercipa suatu perdamaian melalui sehelai daun sirih.
Sederhana namun
bermanfaat, mudah namun jarang dimanfaatkan, dekat dengan kehidupan kita namun
jauh dari pemahaman, si daun sirih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar