Rabu, 28 Desember 2016

Ulama - Ulama Terdahulu Sudah Terlebih Dahulu Menggunaan Prinsip-Prinsip Dasar Logika dan Filsafat

Penggunaan prinsip-prinsip dasar logika dan filsafat sesungguhnya telah digunakan oleh para ulama terdahulu dengan dua tujuan:
1.      Pertama, memecahkan problem-problem keilmuan dan konsep-konsep dasar dalam Islam. Penjelasan tentang sumber kebenaran, klasifikasi ilmu dan pemilahan ilmu-ilmu yang baik dan buruk menurut syariat dikaji dalam konteks pemikiran yang sekarang disebut filosofis.
Ketika para ulama membahas konsep ilmu, maka itu sudah dapat dikatakan pembahasannya masuk wilayah filsafat. Jadi, sesungguhnya filsafat dalam koridor Islam itu sudah menjadi bagian dari disiplin ilmu-ilmu keislaman. Kajian tentang konsep dan prinsip-prinsip ilmu dalam ilmu filsafat disebut epistemologi.
2.      Kedua, para ulama mendalami prinsip-prinsip filsafat dalam rangka mengkritik dan mengoreksi pemikiran asing, yang tidak sesuai dengan konsep Islam. Untuk itu, yang dipelajari adalah filsafat ‘asing’ dan filsafat yang Islami. Imam al-Ghazali telah melakukannya. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan mendasar, Imam al-Ghazali mendalami terlebih dahulu prinsip-prinsip filsafat Yunani yang bertentangan dengan Islam.
Syed Muhammad Naquib al-Attas mengindentifikasi bahwa kemunduran umat Islam dalam berbagai bidang pada dasarnya disebabkan merebaknya penyakit kekeliruan ilmu yang dialami kaum Muslim. Kesalahan ilmu dan kekurangan ilmu itu disebabkan invasi ilmu Barat yang sangat gencar menyerang jiwa dan kalbu kaum Muslimin (Syed MN. al-Attas, Risalah untuk Kaum Muslimin, hal. 5). Bahkan menurut al-Attas, bagi cendekiawan Muslim mempelajari peradaban (termasuk filsafat) Barat hukumnya fardlu kifayah. Sebab, tanpa mengetahuinya kita tidak mempu mengkritik dan membenahinya. Tidak semua memang perlu mempelajarinya, menurut Imam al-Ghazali, itu hanya untuk orang yang berilmu, orang awam dilarang mempelajarinya. Artinya, ini bagi yang telah memiliki bekal dasar-dasar akidah, mantiq dan syariah yang kuat.
Untuk itu bagi kita yang mempelajari filsafat, hendaknya ditata niat baik-baik. Segala aktifitas keilmuan adalah semata demi mendapatkan kebahagiaan (sa’adah) akhirat.
Artinya, niat untuk berjuang li i’laa’i kalimatillah. Kita juga perlu memakai framework Islam, bukan framework Barat. Hal ini berarti, pertama-tama akidah harus dikuatkan. Karena, seperti petunjuk Imam al-Ghazali dan Syed al-Attas, bahwa kita mempelajari ilmu ini dalam rangka membela konsep-konsep Islam, menguatkan akidah umat. Dengan framework Islam, filsafat menjadi alat mengokohkan akidah, bukan malah mendekonstruksinya atau menjadikan pluralis atau sekularis


1 komentar:


  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus